
Cara Membedakan Badan Menggigil dan Kejang pada Anak
Orang tua mana yang tidak sedih melihat anaknya yang masih kecil tiba-tiba kejang? Respon pertama yang Anda lakukan pasti panik. Selain itu, sebagai orang tua, terkadang Anda tidak tahu, apakah si kecil sedang menggigil karena kedinginan atau justru mengalami kejang. Ketidaktahuan ini nantinya bisa menimbulkan kesalahan penanganan, yang mungkin berakibat fatal bagi si Kecil. Lalu apa saja faktor yang membuat anak rentan mengalami kejang, cara membedakannya dengan badan menggigil, dan bagaimana cara menanganinya. Ulasan selengkapnya bisa Anda peroleh pada artikel berikut!
Apa yang Membuat Anak Lebih Rentan Mengalami Kejang?
Ada beberapa penyebab yang membuat anak lebih rentan mengalami kejang. Pertama, kejang biasanya timbul saat anak sedang demam tinggi akibat infeksi, misalnya seperti pilek, radang amandel, cacar air, dan radang telinga (otitis). Kejang yang terjadi karena penyebab infeksi tersebut biasanya umum dijumpai pada anak berusia 6 bulan-5 tahun dan bisa mereda dengan sendirinya namun dapat berisiko berulang.
Yang kedua, penyebab kejang pada anak adalah karena epilepsi. Bila si kecil sudah terbukti mengidap penyakit ini berdasarkan diagnosis Dokter Anak, pahami bahwa momen kambuhnya bisa terjadi hingga dewasa kelak. Oleh karena itu, hindari stres, kurang tidur, pola makan tidak teratur, demam tinggi, dan stimulasi cahaya yang terlalu berlebihan pada anak.
Penyebab yang ketiga, karena ada cedera kepala dan meningitis (radang pada otak). Ciri-ciri anak menderita meningitis, yakni demam, ruam pada kulit, dan sakit kepala. Sementara itu, karakteristik pada bayi biasanya warna kulit berubah menjadi kuning, nafsu makan menurun drastis, dan bayi mudah mengantuk atau justru sulit dibangunkan.
Penyebab yang keempat cedera kepala. Pastikan lingkungan bermain si Kecil aman dari hal-hal yang berisiko menyebabkan terpeleset jika terinjak atau terjatuh dengan benturan pada area kepala. Contohnya seperti lantai yang licin, kasur /dipan yang tinggi, sudut meja atau kursi yang tajam, mainan kelereng atau mainan kecil dengan roda. Pastikan anak menggunakan pengaman di area kepala saat bermain jika memang diperlukan.
Cara Membedakan Badan Menggigil dengan Kejang
Sebenarnya, perbedaan ketika anak menggigil dan kejang itu sangat terlihat. Namun, supaya semakin jelas, Anda dapat melihat 3 poin dibawah ini.
- Pandangan mata anak
Anak yang mengalami demam tinggi biasanya akan cenderung kedinginan, meskipun kondisi lingkungan di sekitarnya sedang panas. Karena itu, tak jarang si kecil akan menggigil. Nah, perbedaan utama antara anak menggigil dan kejang itu biasanya terlihat pada pandangan mata si kecil. Saat anak masih bisa merespons dengan cara berkedip, melirik dan melihat ke pemberi aksi, bisa jadi ia hanya menggigil biasa. Namun, ketika pandangan mata anak terpaku ke satu arah (mendelik ke satu sisi) atau seperti tidak sadarkan diri, ini adalah salah satu tanda kejang pada anak.
- Respons terhadap suara
Indikator berikutnya masih seputar kesadaran anak saat mengalami peristiwa kejang atau menggigil. Anak yang hanya menggigil biasa, umumnya mampu merespons terhadap suara yang berada di sekitarnya dengan cara apapun, misalnya melihat, tersenyum, atau bergerak. Akan tetapi, jika si kecil sudah tidak bisa bereaksi terhadap apa pun yang terjadi di sekelilingnya, juga merupakan salah satu tanda anak mengalami kejang.
- Reaksi anak setelah gejala mereda
Respons tubuh ketika gejalanya sudah mulai mereda pun juga berbeda. Ketika selesai menggigil, biasanya si kecil masih sedikit gemetar atau merasa kedinginan. Biasanya, anak akan merasa masih sedikit tidak nyaman akibat perubahan suhu tersebut dan seharusnya tidak ada dampak pada perubahan emosi.
Berbeda halnya dengan reaksi setelah kejang. Ketika episode kejang mulai mereda, biasanya akan ada reaksi emosional, seperti merasa bingung. Hal ini adalah akibat dari kontraksi otot yang terjadi terus menerus selama kejang. Ada juga beberapa penderita yang mungkin merasa cemas ataupun takut. Bahkan, dalam beberapa kasus, anak tidak akan sadarkan diri setelah itu.
Cara Menangani Kejang-Kejang dan Menggigil pada Anak
Sebelum menghubungi fasilitas kesehatan terdekat, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan dengan mandiri. Ketika anak kejang, cobalah untuk meletakkannya di lantai yang cukup luas dan hindarkan dari benda tajam dan barang berbahan keras untuk menghindari risiko terbentur. Posisikan si kecil dalam keadaan miring apabila dirinya mengalami muntah. Jangan lupa untuk melonggarkan pakaiannya dan usahakan sebisa mungkin untuk tidak menahan setiap gerakan yang ditimbulkan. Hindari memasukan benda apa pun ke dalam mulut saat anak kejang.
Penanganan terbaik ketika anak mengalami kejang untuk pertama kali atau durasinya lebih dari 5 menit adalah diserahkan pada profesional. Anda tidak perlu panik supaya bisa betul-betul membedakan gejala yang telah disebutkan di atas. Apabila si kecil memang mengalami kejang, Anda bisa menghubungi dokter spesialis anak di Rumah Sakit Brayat Minulya Surakarta untuk mendapatkan perawatan maksimal.
Tanda-tanda menggigil dan kejang ternyata berbeda dan bisa Anda temukan dengan melihat pada pandangan mata si kecil. Ketika sorot matanya masih mampu merespons kondisi sekitar, artinya anak hanya menggigil akibat demam atau kedinginan. Akan tetapi, bila pandangan mata cenderung kosong dan tidak bisa memberikan respons apa pun, kemungkinan besar ia mengalami kejang.
Apakah putra dan putri Anda mengalami kejang beberapa hari belakangan? Jangan panik dan langsung saja hubungi call center kami di (0271) 716 646 (call center) atau 085 854 000 999 (WhatsApp).